4 Kandung berbahaya tai atau tinja manusia



Sekretaris Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Nasional Maraita Listyasari mengatakan, sudah banyak kesadaran untuk buang air besar (BAB) di jamban, tetapi masih ada 70 juta masyarakat yang BAB di sembarang tempat. Walaupun sudah banyak jamban sehat dibangun tetapi masih banyak saja jamban yang tidak memenuhi syarat. "Padahal ketika tidak memenuhi syarat, sebenarnya kita hanya memindahkan polutan dari satu tempat ketempat yang lain," ujarnya, saat acara Workshop Media dan Kunjungan Media Mewujudkan STOP BABS 2015, di Sulawesi Selatan, Rabu, (30/5/2012).

 Selain jumlahnya yang begitu banyak, tinja juga memiliki potensi berbahaya dari ke-4 (empat) kandungan yang ada didalamnya. Berikut ini adalah permasalahan yang mungkin ditimbulkan akibat buruknya penanganan buangan tinja: 

 1. Mikroba 

Tinja manusia mengandung puluhan miliar mikroba, termasuk bakteri koli-tinja. Sebagian diantaranya tergolong sebagai mikroba patogen, seperti bakteri Salmonela typhi penyebab demam tifus, bakteri Vibrio cholerae penyebab kolera, virus penyebab hepatitis A, dan virus penyebab polio. Tingkat penyakit akibat kondisi sanitasi yang buruk di Indonesia sangat tinggi. BAPPENAS menyebutkan, tifus mencapai 800 kasus per 100.000 penduduk. Sedangkan polio masih dijumpai, walaupun dinegara lain sudah sangat jarang. 

2. Materi Organik 

Kotoran manusia (tinja) merupakan sisi dan ampas makanan yang tidak tercerna. Ia dapat berbentuk karbohidrat, dapat pula protein, enzim, lemak, mikroba dan sel-sel mati. Satu liter tinja mengandung materi organik yang setara dengan 200-300 mg BODS (kandungan bahan organik). Sekitar 75 persen sungai di Jawa, Sumatra, Bali dan Sulawesi tercemar berat oleh materi organik dari buangan rumah penduduk. Air sungai ciliwung memiliki BODS hampir 40 mg/L (empat kali lipat dari batas maksimum 10 mg/L). Kandungan BOD yang tinggi itu mengakibatkan air mengeluarkan bau tak sedap dan berwarna kehitaman. 

 3. Telur Cacing

Seseorang yang cacingan akan mengeluarkan tinja yang mengandung telu-telur cacing. Beragam cacing dapat dijumpai di perut kita. Sebut saja, cacing cambuk, cacing gelang, cacing tambang, dan keremi. Satu gram tinja berisi ribuan telur cacing yang siap berkembang biak diperut orang lain. Anak cacingan adalah kejadian yang biasa di Indonesia. Penyakit ini kebanyakan diakibatkan cacing cambuk dan cacing gelang. Prevalensinya bisa mencapai 70 persen dari balita.

 4. Nutrien 

Umumnya merupakan senyawa nitrogen (N) dan senyawa fosfor (P) yang dibawa sisa-sisa protein dan sel-sel mati. Nitrogen keluar dalam bentuk senyawa amonium, sedangkan fosfor dalam bentuk fosfat. Satu liter tinja manusia mengandung amonium sekitar 25 gram dan fosfat seberat 30 mg. Senyawa nutrien memacu pertumbuhan ganggang (algae). Akibatnya, warna air menjadi hijau. Ganggang menghabiskan oksigen dalam air sehingga ikan dan hewan lainnya mati.

Link artikel menarik lainnya :

 

0 Comments

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.